- Jangan bilang 'gak boleh', kecuali hal yang membahayakan dan selalu kasih penjelasan kenapa tidak boleh, dengan seksama (duh ngerti gak sih seksama?) pada anak. Akan lebih baik lagi untuk melarang sesuatu sebelum kejadian, bukan setelah kejadian. Kemudian, pastikan anak mengerti penjelasannya, atau mengulang pernyataannya. Sebagai contoh, Aida Ayah larang benar untuk memukul orang lain. Ayah bilang, "Aida, jangan suka main pu-" dan ditimpali Aida, "kul". Ayah lanjutkan, "karena jika Aida suka main pukul, nanti tidak disukai teman. Aida mau ayah pukul?". "Tidak ayah..." kata Aida agak lirih. Lalu, pastikan lagi bahwa Aida tidak boleh pukul, dan Aida selalu bilang "ya Ayah"... hehehe, Aida pintar...
- Jangan takut atau malu jika anak nangis, kecuali nangis karena sakit. Nangis sering dijadikan senjata untuk Anak supaya keinginannya dipenuhi. Jika keinginannya tidak baik/wajar, biarkan nangis. Ditegain aja. Kalau keinginannya baik/wajar, ingatkan dahulu pada anak kalau bilang baik-baik akan lebih disukai dibandingkan meminta dengan nangis, dan berikan hanya bila nangisnya sudah berhenti. Biarkan anak nangis, lama-lama berhenti kok. Setelah berhenti, coba tanyakan kenapa nangis, apakah kesal, apakah marah, dan lain-lain. Enak lho diskusi ama anak kecil :)
- Jangan terlalu overprotektif kalau anak main. Kecuali potensi celakanya besar, biarkan anak main. Luka, memar, jatuh, asalkan tidak membahayakan, bisa membuat pembelajaran yang baik buat anak. Aida, the energizer bunny, kalau pecicilan bisa bikin jantung seeer-seer lah... tapi lama-lama, biarin aja. Yang kadang-kadang gak tahan biasanya yangti atau bude, kalau ayah sih cuek aja :P
29 July 2008
3 big no-no
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment