22 December 2009

tentang belajar baca tulis

dari Apakah anak TK harus belajar membaca dan berhitung?

Harus belajar membaca dan berhitung di TK? Ya harus dong! Mengenal huruf dan angka, bentuk, warna, asosiasi satu-satu, itu kan bagian dari belajar baca-hitung. Belajar mewarnai itu bagian awal dr belajar menulis. Konsep baca-hitung-menulis awal itu sudah diajarkan bahkan sejak prasekolah (kebangetan kalo sekolah nggak ngajarin ini) lewat kegiatan bermain. Tapi....anak nggak harus sudah bisa baca waktu TK. Ini tugasnya guru kls I. Payahnya, yang dianggap belajar baca itu ba-bi-bu. Dan belajar hitung itu cuma tambah-tambahan. Kalo anak banyak menggambar di TK dikira gak belajar. Padahal menggambar itu bagian dr konsep belajar nulis...

Mungkin kita beranggapan bhw reading skill = membaca dgn fluency spt kita. Pdhal belum tentu. Mengidentifikasi huruf awal dr tiap kata itu reading skill juga. Mengidentifikasi gambar mana aja yg berawalan dgn 'a' itu juga reading skill. Reading itu konsep besar, bukan skill yg sudah final. Yg penting targetnya. Di statement ini saya gak liat anak harus sudah bisa baca dgn fluency (lancar). 'Develop self confidence in reading,' hrs dilihat sbg proses, bukan skill.


dari Bantu Anak Belajar Menulis

Kemampuan menghasilkan tulisan yang baik tidak datang dalam semalam. Anak-anak yang bisa menulis lebih baik sebetulnya punya kesempatan yang lebih baik untuk mengekspresikan pendapatnya di atas kertas. "Anda pasti tak ingin kegiatan menulis itu mengganggu kreatifitas," kata Jan Olsen, pencetus kurikulum Handwriting Without Tears. Untuk membantu anak Anda menulis lebih mudah dan lebih baik :

* Buat jadi kegiatan yang menyenangkan
Latihan terus menerus adalah pemaksaan. Anak Anda akan lebih tertarik berlatih menulis apabila Anda meminta dia untuk menulis namanya, menuangkan kisahnya sendiri, menggunakan krayon atau pensil-pensil yang berbeda.

* Ajari menggenggam yang benar
Untuk memastikan anak Anda sudah menggenggam pensilnya dengan baik, periksa apakah ibu jari dan telunjuknya tidak saling menumpuk dan apakah sudah membentuk seperti huruf "O", dengan pensil bersandar di jari ketiga atau keempat. Pergelangannya harus rileks, tidak melengkung pada satu posisi (seperti biasa terjadi pada anak yang kidal). Pensil yang pendek lebih mudah digenggam oleh anak karena bisa lebih seimbang dan tidak repot seperti pensil yang kepanjangan.


dari BELAJAR MENULIS

Belajar menulis memang penting, tapi bagaimana bisa melatih anak-anak mengungkapkan apa yang di hati dan di pikiran dengan mudah itulah proses yang harus diperjuangkan. Jangan dipaksa, tapi dibentuk suasananya dan seluruh keluarga dapat dilibatkan. Anak-anak pasti senang.

Salah satu permainan menulis yang kami lakukan pada Yudhis adalah dengan mempersiapkan buku tulis untuk dijadikan “cerita yang ditulis bersama”. Misalnya aku menulis PADA SUATU HARI, diteruskan Yudhis AKU JALAN KAKI, terus ibu Lala menambahkan PERGI KE TAMAN, lanjut bapak Aar BERMAIN BOLA BERSAMA kembali ke aku lagi BERLARI DAN BERLOMPAT kembali ke Yudhis AKU TENDANG BOLA JAUH . . . begitulah sampai jadi cerita satu halaman yang kalau dibaca lagi oleh Yudhis, bisa membuat kami tertawa bersama.

Kami menuliskannya menggunakan huruf besar semua. Di sini Yudhis dilatih menulis sambil belajar membuat kalimat yang nyambung, walaupun kadang-kadang Yudhis membuat ungkapan yang suka-suka. Ya nggak apa apa, kan belajar sambil bermain.

Buah dari latihan tersebut, Yudhis jadi terbiasa mengirim email, fax atau SMS kepada Eyang Putri. Aar dan Lala juga mengajarkan kepada Yudhis bagaimana menggunakan alat-alat komunikasi tersebut. Zaman sudah bergeser, ungkapan perasaan, hati dan pikiran lebih cepat menggunakan huruf ketik. Cukup dibedakan huruf kecil dan huruf besar. Namun menulis dengan tangan juga perlu dilatih. Hanya selama masih bisa dibaca, biarkan saja anak-anak melakukannya dengan cara yang disukainya.

19 December 2009

nampang :)



nampang dikit pake sepeda yg harganya empat ratus lima sempurna.. hehe..

12 December 2009

4 sehat 5 sempurna

pagi tadi, pas ayah sedang mau ngirim dagangan ke JNE, seperti biasa Aida yang liat ayah ambil kunci motor langsung melantangkan kata "ikut"...
jadi deh, pasangan ayah ganteng ama anak kecil cantik bermotor ria membelah bsd. di agen JNE, Aida berceloteh sana sini sampe si mbak CS nya mempredikatkan maceuh buat Aida. ngerti kan maksudnya maceuh?
salah satu celotehnya, atau lebih pas dibilang tuntutannya, adalah pengen beli sepeda yang lebih besar dari yang ia punya sekarang.
"emang punya duit?"
"kan ada di tabunganku", yang paling cuma beberapa puluh ribu dan itu udah direncanakan untuk diberikan ke anak yatim piatu hehehe...
"ya wis nak, yuk kita ke toko sepeda", yang kebetulan cuma selemparan batu dari JNE.
di toko sepeda, begitu dateng Aida langsung jatuh hati sama sepeda Genio yang ada boncengannya di belakang, dan tentunya, warnanya pink. No Pink, No Ngelirik. Wah, lumayan nih murahan. daripada yang wimcycle atau yang united, harganya cuma 460rb yang 18".
Lha gak niat beli, ya gak bawa duit. Aida udah jatuh hati bener padahal, jadi satu-satunya alasan yang kepikir adalah: persetujuan Bunda.
"Kita minta ijin Bunda dulu ya Aida. Nanti bilang ke Bunda, tadi sepedanya harganya empat ratus enam puluh"

"oooo, empat ratus.... lima sempurna?"

gedubrak.

08 December 2009

.... [judulnya apa ya]

tadi malam, di elshinta TV ada acara Hati Nurani yang menceritakan dua
anak kembar perempuan yang menderita kelainan di kakinya akibat polio,
serta matanya yang agak kurang baik. Elda dan Elsa, telah ditinggalkan
ayahnya yang malu akan keduanya, dan akhirnya dirawat oleh neneknya.
penghasilan ketiganya ditopang oleh ibu anaknya yang bekerja sebagai
buruh.

diceritakan dari sudut pandang neneknya yang dipanggil oleh para
tetangganya sebagai Nenek Cacat, keinginan kuat Elda dan Elsa untuk
sekolah, yang sayangnya hanya bisa Elsa saja yang masuk karena masalah
biaya. Elda, hanya masuk ke taman pengajian anak-anak di masjid dekat
rumah mereka. setiap pagi mereka berjalan tertatih karena struktur
kaki yang tidak sempurna, menyusuri gang dan jalan, dengan bertumpu
pada dinding, pagar, dan sandaran lain untuk berjalan. terkadang
mereka saling berpegangan tangan, supaya tidak jatuh saat berjalan.

terus terang, saya kalau menonton yang beginian, kadang-kadang gak
sampai akhir nontonnya. kadang gak tega, tapi lebih sering karena
males banget. tapi kebetulan, ada Aida, putri 4 tahun saya, sedang
menemani nonton. dan dia sepertinya serius melihatnya.
saat melihat Elda dan Elsa berjalan ke sekolah, tiba-tiba Aida
berkata, "Ayah, aku sedih sekali melihat kakak susah berjalan ke
sekolah". Saya lihat ada genangan air mata di matanya, benar-benar
sedih sepertinya. Beberapa komentar atau pertanyaan lain seperti
"Ayah, lihat mainannya jelek",
"Ayah, itu kenapa jalannya seperti itu, lalu matanya gak lurus?",
"Ayah, yatim itu kan tidak punya ayah, apa juga tidak punya bunda?",
"Ayah, lihat sekolahnya deh, kok kayak gitu?"
"Ayah, lihat kakak hebat mau disuruh neneknya beli makanan ke warung"

Saya sendiri gak tahan ikutan super terharu. Kok bisa ya anak kecil
bisa ngerti sedih. Seharusnya anak kita sering diajak melihat
misfortunates di sekeliling kita. Atau jangan-jangan malah kita, orang
tua, yang seharusnya sering melihatnya.

Setelah acara selesai, saya mengajak anak saya untuk merayakan ulang
tahunnya nanti, bersama anak-anak yatim. Aida setuju mengiyakan. Tapi
yang membuat saya terkejut, dia mengusulkan untuk menyerahkan uang
tabungannya untuk panti asuhan di dekat rumah. Dia sendiri yang
mengambil celengannya, lalu memperlihatkan kepada saya betapa banyak
uangnya (kebanyakan koin sih hehehe, dia sendiri taunya cuma banyak
dan sedikit), dan ingin menyerahkan sendiri uang tersebut. "Seperti
waktu Idul Adha kemarin, kita potong kambingnya, lalu dibagikan ke
orang miskin dan anak yatim, supaya ikut senang"

hihi, jadi sharing yah, maaf :).
ayah, bunda, ayo jangan malu untuk tidak merayakan ulang tahun anaknya
di sekolah. rayakan dengan hal yang berbeda sekali-sekali, ajak
anaknya merayakan bareng anak yatim, anak jalanan, dan lain-lain.
walau rasanya klise, kepekaan sosial musti ditanamkan sedari dini.